• Tentang Kami
  • Berita
    • Komlit
    • Varia Kusuma
    • Gereja
  • Kursus Dasar Liturgi
  • Ibadat dan Sakramen
  • Liturgi dan Kitab Suci
  • Pastoral Liturgi
    • Pedoman Pastoral
    • PPA
    • Liturgi Anak
  • Tradisi Liturgi
  • Berita Foto
    +62 822-5999-7227
    [email protected]
    RegisterLogin
    Forum Liturgi Keuskupan ManadoForum Liturgi Keuskupan Manado
    • Tentang Kami
    • Berita
      • Komlit
      • Varia Kusuma
      • Gereja
    • Kursus Dasar Liturgi
    • Ibadat dan Sakramen
    • Liturgi dan Kitab Suci
    • Pastoral Liturgi
      • Pedoman Pastoral
      • PPA
      • Liturgi Anak
    • Tradisi Liturgi
    • Berita Foto

      Mazmur

      • Home
      • Mazmur
      • Mari Bermazmur: Mazmur Tanggapan dalam Misa

      Mari Bermazmur: Mazmur Tanggapan dalam Misa

      • Posted by admin_komlit
      • Categories Mazmur
      • Date September 16, 2020
      • Comments 0 comment

      Mazmur sebagai buku doa dan lagu bangsa Israel

      Mazmur pertama-tama muncul sebagai buku doa dan nyanyian orang Yahudi. Ada dua fungsi utama mazmur. Yang pertama: Di tengah-tengah penderitaan dan kekawatiran, buku mazmur ingin menawarkan sebuah penjelasan tentang keberadaan manusia di hadapan Allah; sebuah penjelasan yang luas dan memberi harapan. Yang kedua: Buku mazmur berfungsi sebagai pujian syukur kepada Tuhan. Atas nama seluruh bangsa Israel dan bahkan atas nama seluruh ciptaan, pemazmur menanggapi karya dan kehadiran Allah di tengah bangsa Israel dan di dalam seluruh ciptaan. Mazmur menampilkan sebuah cermin tentang keragaman kehidupan manusia yang ditandai dengan pujian, ratapan, syukur, permohonan, permenungan, kesaksian dan lain-lain.

      Mazmur sebagai Doa Orang-orang Kristen

      Mazmur adalah doa Yesus. Di dalam derita-Nya Yesus mengungkapkan keluh kesah di hadapan Bapa-Nya dengan menggunakan teks dari mazmur 22:2: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?” (Mat 27:46; Mrk 15:34). Dalam peristiwa kematian Yesus versi Lukas, Yesus juga menggunakan kata-kata dalam Mazmur 31:6: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk 23:46).

      Sebagai ungkapan kesetiaan pada Yesus, orang-orang Kristen juga menjadikan kitab mazmur sebagai buku doa dan buku lagu. St. Agustinus pernah berkata: “Psalmus vox totius Christi, caputis et corporis” (Mazmur adalah suara dari keseluruhan Kristus, dari kepada dan anggota-Nya). Yang dimaksudkan adalah mazmur adalah suara Gereja, sebagai Tubuh Mistik Kristus. Buku mazmur menjadi buku lagu dan buku doa Gereja yang pertama. Mazmur digunakan di dalam ofisi Doa Harian juga sebagai mazmur tanggapan di dalam liturgi.

      Jemaat Kristen awal sudah memandang mazmur sebagai bentuk khusus dari Kitab Suci, yakni sebagai nyanyian. Mazmur adalah sabda Allah yang dinyanyikan. Konsekuensinya, mazmur itu selalu dinyanyikan atau didaraskan, dan tidak dibacakan.

      Dalam hubungannya dengan Doa Harian (SC 84), maka mazmur dipandang sebagai “vox sponsae, quae sponsum alloquitur” (suara sang Mempelai sendiri yang berbicara dengan mempelai pria). Atau, mazmur adalah doa Kristus beserta Tubuh-Nya (yakni Gereja) kepada Bapa.

      Mazmur Tanggapan

      Dua cara membawakan Mazmur: Responsorial dan Antifonal

      Untuk memahami apa yang dimaksud dengan istilah “mazmur tanggapan”, marilah kita melihat dua cara penggunaan mazmur di dalam liturgi, yakni responsorial dan antifonal.

      Dalam ibadat umat sekitar abad 4, muncullah bentuk pertama, yakni mazmur tanggapan (psalmus responsorius). Istilah mazmur tanggapan sebenarnya menunjuk pada cara menggunakan mazmur dalam ibadat: Penyanyi atau pemazmur menyanyikan mazmur atau ayat mazmur, lalu umat menanggapinya dengan sebuah ayat ulangan. Cara inilah yang dipakai sampai sekarang dalam liturgi sabda Ekaristi ataupun dalam ibadat sabda.

      Bentuk yang kedua adalah antifon. Yang dimaksud istilah antifon sebenarnya adalah nyanyian berbalas-balasan atau bergantian antara kor dan umat atau juga dua kelompok kor membawakan mazmur secara berbalas-balasan.

      Nyanyian mazmur antifon terdapat dalam perayaan liturgi sebagai nyanyian prosesi atau perarakan masuk dalam misa atau perarakan untuk komuni. Maka, dalam liturgi kita mengenal antifon pembukaan dan antifon penutup/sesudah komuni. Bahkan dalam buku misa (missale Romanun) terdapat juga antifon untuk persiapan persembahan Dan sampai sekarang, antifon-antifon ini menggunakan teks-teks dari mazmur. Selain itu, mazmur antifonal dipakai di dalam doa ofisi (doa harian). Para rahib atau biarawan/i mendaraskan mazmur secara antifonal, artinya berbalas-balasan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

      Fungsi dari Mazmur Tanggapan

      Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) No. 61 mengatakan bahwa mazmur tanggapan merupakan “unsur pokok dalam liturgi sabda”. Mengapa demikian? Di sini kita bisa menyebut lima fungsi dari mazmur tanggapan di dalam liturgi sabda:

      1. Mazmur tanggapan merupakan tanggapan Gereja atas Sabda Allah yang diwartakan dan atas misteri keselamatan yang dihadirkan.
      2. Mazmur tanggapan merupakan sebuah nyanyian meditasi melaluinya umat beriman meresapkan dan mendalami Sabda Tuhan.
      3. Menurut tradisi Bapa-bapa Gereja, mazmur tanggapan adalah sungguh-sungguh sebuah bacaan Kitab Suci.
      4. Mazmur tanggapan adalah seperti jembatan yang menghubungkan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
      5. Mazmur tanggapan berfungsi untuk menopang permenungan atas Sabda Allah.

      Jelaslah bahwa mazmur tanggapan bukan sekedar “nyanyian” selingan atau tambahan dalam liturgi sabda. Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis dan pastoral yang sangat penting.

      Kriteria pemilihan dan pengaturan mazmur tanggapan dalam Tata Bacaan Misa (Hari Minggu dan Hari Raya)

               Untuk memahami secara mendalam fungsi dari mazmur yang telah dijelaskan di atas, baiklah kita melihat secara singkat kriteria pemilihan dan pengaturan mazmur dalam Tata Bacaan Hari Minggu dan Hari Raya. Mengapa mazmur diatur demikian?

      Kriteria Pertama: Kesesuaian antara Bacaan Perjanjian Lama dan Mazmur.

      Ayat-ayat mazmur mengacu secara langsung pada peristiwa yang diwartakan dalam bacaan sebelumnya.

      HARI Tubuh dan Darah Kristus (Tahun C):

      Bacaan 1: Kej 14:18-20 (Perjumpaan antara Abraham dan Melkisedek).

      Mazmur Tanggapan (Mzr 110:1.2.3.4): “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek”.

      Hari Minggu Biasa 18 (B):

      Bacaan 1: Kel 16:2-4.12-15 (Mujizat Mana di padang gurun)

      Mazmur Tanggapan: Mzr 78:3.4bc.23-24.24.54 (“Ia menghujankan manna untuk mereka makan, dan memberi mereka gandum dari langit”.

      Mazmur tanggapan tampak sebagai sebuah “jawaban” atas karya keselamatan yang diwartakan dalam bacaan pertama.

      Kesesuaian tematis yang sangat dekat antara bacaan pertama dan mazmur.

      Hari Minggu Prapaskah III (B):

      Bacaan Pertama (Kel 20:1-17): Sepuluh Perintah Allah

      Mazmur Tanggapan (Mzr 19:8-9.10-11): “Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat orang arif bersahaja”.

      Hari Minggu Prapaskah V (B)

      Bacaan 1 (Yer 31:31-34): Nubuat Yeremia tentang “Perjanjian Baru”: “Aku akan menaruh Taurat-Ku ke dalam batinmu, dan menuliskannya dalam hati mereka”.

      Mazmur Tanggapan (Mzr 51): “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh” (ayat 12).

      Pujian dan permohonan dalam mazmur tanggapan adalah tanggapan atau jawaban umat atas bacaan pertama.

      Hari Minggu Biasa XXII (A)

      Bacaan Pertama (Yer 20:7-9): Keluhan Yeremia terhadap nasibnya: “Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari”.

      Mazmur Tanggapan (Mzr 63): “Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau”.

      Mazmur tanggapan memperdalam tema yang diwartakan dalam bacaan pertama.

      Kriteria kedua: Hubungan-hubungan yang khusus antara Injil dan Mazmur

      Hari Minggu Prapaskah 1 (C)

      Injil (Luk 4:1-13): “Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu”.

      Mazmur Tanggapan (Mzr 91): “Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu”. Mereka akan menatang Engkau di atas tangannya supaya kakimu jangan terantuk pada batu” (Mzr 91:11-12)

      Hari Minggu Biasa VII (B)

      Injil (Mrk 2:1-12) : Penghapusan dosa: “ Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”.

      Mazmur Tanggapan (Mzr 41 dst): “Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa”.

      Kriteria ketiga: Mazmur tanggapan sebagai mata rantai antara bacaan Perjanjian Lama dan Bacaan Injil (Surat-Surat PB)

      Kesesuaian tematis antara Bacaan 1 – Mazmur Tanggapan – Bacaan Kedua – Injil.

      Pesta Keluarga Kudus (C):

      Bacaan 1 (1Sam 1:20-22.24-28): Perziarahan Hanna ke Silo untuk mempersembahkan Samuel kepada Allah

      Injil (Luk 2:41-52): Perziarahan Yesus bersama kedua orang tua-Nya ke Yerusalem.

      Mazmur Tanggapan (Mzr 84): Seperti sebuah mata rantai / jembatan. “Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu ya Tuhan semesta alam. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan”.

      Hari Minggu Biasa XII (B)

      Bacaan 1 (Ayb 38:1.8-11): Kuasa Allah atas gelombang laut yang mengamuk

      Bacaan Injil (Mrk 4:35-40): Yesus meredakan angin yang mengamuk

      Mazmur Tanggapan (Mzr 107 dst): “Dibuat-Nyalah badai itu diam sehingga gelombang-gelombang laut pun tenang”; “Mereka bersuka cita, sebab semuanya reda, dan Tuhan menuntun mereka ke pelabuhan kesukaan mereka”.

      Kriteria keempat: Pengaturan atau pencocokan Mazmur Tanggapan dengan waktu dan pesta tahun liturgis tertentu

      “Mazmur-mazmur Raja”: Misa Hari Raya Natal. Pesan utama mazmur ini: Keselamatan yang dianugerahkan oleh Tuhan Raja harus disampaikan kepada segala bangsa.

      Mzr 96: Misa malam natal

      Mzr 97: Misa pada pagi hari

      Mzr 98: Misa pada siang hari

      “Mazmur-mazmur mesianis”

      Mzr 72: Hari Minggu Adven II (A) dan Pesta Penampakan Tuhan

      Mzr 89: Hari Minggu Adven IV (B) dan pada misa sore menjelang hari Natal

      “Mazmur Paskah”

      Mzr 118:24 (Haec dies quam fecit Dominus): “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersuka cita karenanya!”.

      “Mazmur Pentakosta”

      Mzr 104: “Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi” (Mzr Tanggapan: Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi).

      Panduan umum Membawakan Mazmur Tanggapan

               Mazmur tanggapan berisikan Sabda Allah. Dalam misa atau Ibadat Sabda Hari Minggu/Hari Raya, tidak diizinkan mengganti mazmur tanggapan dengan teks-teks lain yang bukan sabda Allah (PUMR 57), misalnya menggantinya dengan lagu antara bacaan.

               Mazmur tanggapan hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan dan diambil biasanya dari Buku Bacaan Misa atau lectionarium. Ketentuan ini tentu sangat penting bagi mereka yang menyusun Tata Perayaan Ekaristi atau Sabda untuk kesempatan-kesempatan khusus, misalnya untuk pemberkatan perkawinan atau pemberkatan Gereja. Terkadang seksi liturgi harus menyusun atau memilih bacaan-bacaan yang sesuai, tanpa mengikuti bacaan yang sudah tersedia dalam lectionarium. Mazmur hendaknya dipilih sesuai dengan bacaan pertama atau bacaan Injil. Kriteria-kriteria pemilihan yang dijelaskan di atas perlu diperhatikan.

               Sangat dianjurkan bahwa mazmur tanggapan itu dinyanyikan, sekurang-kurangnya bagian ulangan yang dibawakan oleh umat. Pemazmur melagukan ayat-ayat mazmur dari mimbar atau tempat lain yang cocok. Dan umat menanggapi dengan melagukan bagian ulangan (refrein). Kecuali kalau seluruh mazmur dilagukan sebagai satu nyanyian tanpa ulangan. Bila dilagukan, mazmur tersebut dapat dipergunakan sebagai pengganti teks yang tersedia dalam Buku Bacaan Misa (Lectionarium). Kalau tidak dilagukan, hendaklah mazmur tanggapan didaraskan sedemikian rupa sehingga membantu permenungan Sabda Allah.

      Praktis umat hanya menyanyikan mazmur-mazmur untuk Hari Minggu dan Hari Raya. Sebab mazmur-mazmur ini sudah dilengkapi dengan nada (not) sehingga mudah untuk dipelajari. Namun, sebenarnya buku Tata Perayaan Ekaristi menyediakan delapan Pola Lagu Mazmur (lih. TPE, hlm. 290). Pola lagu ini dapat dipelajari secara mandiri dan dapat digunakan ketika menggunakan mazmur yang tidak dilengkapi dengan not.

      Mazmur yang ditentukan dalam Buku Bacaan Misa dapat juga diganti dengan mazmur berikut: graduale yang diambil dari buku Graduale Romanum, atau mazmur tanggapan atau mazmur alleluia yang diambil dari buku Graduale simplex.

      Persiapan dan pembawaan mazmur tanggapan

      Agar supaya mazmur sungguh-sungguh membantu umat untuk merenungkan sabda Allah dengan baik, maka sangat perlu bahwa pemazmur sendiri membuat persiapan.

      Persiapan itu mencakup pertama-tama persiapan batin. Mazmur adalah sabda Allah. Maka, pemazmur sendiri harus pertama-tama membaca, merenungkan dan meresapkan teks mazmur sebagai sabda Allah. Persiapan itu dibawakan dalam suara doa atau bacaan rohani (lectio divina).

      Sebelum membaca teks mazmur, pemazmur harus memohon penerangan Roh Kudus agar mampu meresapi kedalaman sabda Tuhan yang tertuang dalam mazmur. Kemudian, pemazmur mulai membaca teks mazmur secara teliti, pelan dan bahkan dengan suara yang dapat kita dengar sendiri. Ketika mulai membaca, pemazmur bisa menemukan kata-kata, ungkapan atau kalimat yang menyentuh pemazmur secara pribadi. Pemazmur bertanya: apa yang menyentuh saya secara pribadi? Mengapa saya tersentuh atau tertarik dengan kata, ungkapan atau kalimat tertentu? Atau mungkin pemazmur menemukan kata atau ungkapan yang mengganggu atau membuat dia sedih. Lalu, pemazmur bertanya kepada Tuhan: Tuhan apa yang Kau mau ubah di dalam diriku melalui kata-kata mazmur ini? Mengapa kata atau ungkapan tertentu mengganggu saya, atau kenapa mengobarkan semangat saya?

      Langkah berikut adalah mempelajari dan melatih melodi mazmur dengan baik. Jika pemazmur tidak bisa berlatih secara mandiri, carilah orang lain yang lebih mahir atau ahli dalam bidang musik. Setelah melatih secara mandiri dan pemazmur sudah merasa mahir dengan mazmur, langkah berikutnya adalah melatih bersama dengan organis (kalau ada) bahkan dengan kelompok kor sejauh memungkinkan. Sebelum membawakan mazmur dalam perayaan Ekaristi atau ibadat sabda, berdoalah kepada Tuhan secara pribadi agar pemazmur diberi keyakinan dan keberanian untuk mewartakan sabda Allah dengan indah. Pada saat membawakan mazmur, pemazmur tidak hanya memperhatikan kesesuaian dengan melodi. Yang terutama adalah pemazmur harus mengucapkan atau melafalkan kata-kata mazmur dengan jelas, sehingga umat yang mendengarkan mengerti dengan jelas apa yang diwartakan. Peranan organis sebaiknya hanya pada awal untuk memberi kode nada permulaan. Selama mazmur dibawakan iringan alat musik tidak dibuat agar kata-kata yang diucapkan oleh pemazmur jelas bagi umat yang mendengarkan. Pada bagian ulangan yang dibawakan bersama oleh umat, organis bisa membuat iringan musik.

      Sesudah membawakan mazmur, mengucap syukurlah kepada Tuhan dan jangan lupa untuk meminta evaluasi dari umat yang mendengar untuk pengembangan kemampuan membawakan mazmur.

      Stenly Pondaag msc

      Bagikan ini:

      • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
      • Klik untuk berbagi di Skype(Membuka di jendela yang baru)
      author avatar
      admin_komlit

      Previous post

      Langkah-langkah mempersiapkan khotbah atau homili
      September 16, 2020

      You may also like

      Psalter
      Mazmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil
      21 Agustus, 2020

      Leave A Reply Batalkan balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

      Search

      Kategori

      • Blog
      • Doa
      • ecclesia
      • Fransiskus
      • Komuni
      • Mazmur
      • Pembaptisan
      • Sakramen
      • Santo Santa
      • Tentang Kami
      • Teologi Liturgi

      Latest Courses

      Kursus Contoh

      Kursus Contoh

      Gratis
      Kursus Liturgi Dasar

      Kursus Liturgi Dasar

      Gratis
      +62 822-5999-7227
      [email protected]
      Facebook-f Twitter Google-plus-g Pinterest Wordpress

      ©2020 Forum Liturgi Keuskupan Manado

      [miniorange_social_login shape="longbuttonwithtext" theme="default" space="4" width="240" height="40"]

      Login with your site account

      Lost your password?

      Not a member yet? Register now

      Register a new account

      Are you a member? Login now