Hari Raya Maria Diangkat ke Surga
Dalam kalender Liturgi Romawi, pada tanggal 15 Agustus Gereja merayakan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga. Di Indonesia, kita merayakan Hari Raya ini biasanya pada hari Minggu yang dekat dengan tanggal 15 Agustus. Tahun ini, secara liturgis kita merayakan HR Maria Diangkat Ke Surga pada hari Minggu, 16 Agustus.
Perayaan ini berdasar pada Dogma Maria Diangkat ke Surga. Dogma ini diumumkan secara resmi oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950 melalui Konstitusi Apostolis Munificentissimus Deus.
Konstitusi Apostolis Munificentissimus Deus memberikan penjelasan dan dasar bagi keyakinan Gereja bahwa Maria diangkat ke surga bersama dengan jiwa dan raganya sesudah perjalanan kehidupannya di dunia. Berikut ini adalah beberapa ringkasannya:
Kitab Suci memberikan kesaksian bahwa Bunda Allah memiliki relasi yang sangat dekat dengan Putranya. Maria selalu mengambil bagian dalam nasib Putranya. Karena itu, hampir tidak mungkin untuk melihat Maria terpisah dari Putranya sesudah kehidupan di dunia ini. Sebab, Maria telah mengandung dan melahirkan Yesus, ia telah menyusui-Nya dan menggendong-Nya.
Penyelamat kita adalah Putra Maria. Maka pastilah Yesus, sebagai pengamat yang paling sempurna dari hukum ilahi, menghormati ibu-Nya yang terkasih, selain juga menghormati Bapa yang kekal.
Karena Allah menghiasi Maria dengan penghormatan yang begitu besar, menjaganya dari pembusukan kuburan, maka kita harus percaya, bahwa Allah sungguh melakukannya.
Sejak abad ke-2, Bapa-bapa Gereja sudah memperkenalkan Maria sebagai Eva baru yang terhubung begitu erat dengan Adam Baru – yakni Kristus – dalam setiap perjuangan melawan musuh dari neraka. Sebagaimana sudah diramalkan dalam Proto-Injil (Kej 3:15), perjuangan itu akan terarah pada kemenangan sempurna atas dosa dan kematian.
Karena itu, sebagaimana kebangkitan Kristus yang mulia merupakan bagian hakiki dan piala terakhir dari kemenangan itu, maka perjuangan Perawan Maria yang suci bersama dengan Putranya harus diakhiri juga dengan pemuliaan tubuhnya. Sebab Rasul Paulus mengatakan: “Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan” (1 Kor 15:54).
Oleh karena itu, atas cara yang misterius, Bunda Allah yang mulia telah terhubung begitu dekat dengan Kristus dari kekekalan, dikandung tanpa noda, sungguh perawan dalam keibuan ilahinya, rekan yang luhur dari penyelamat ilahi. Maria telah mencapai kemenangan penuh atas dosa dan akibat-akibatnya.
Akhirnya, sebagai mahkota dari hak istimewanya, Maria dijaga secara utuh dari pembusukan kuburan. Dan sebagaimana Putranya, Maria dengan jiwa dan raganya diangkat ke dalam kemuliaan surga sesudah kemenangannya yang penuh atas kematian. Di dalam kemuliaan surgawi, Maria berkilau-kilauan sebagai ratu di sisi kanan Putranya, Raja abadi segala zaman (1 Tim 1:17).
Karena itu, Paus Pius XII atas nama Gereja mengumumkan, menjelaskan dan menetapkan:
Hal ini merupakan sebuah ajaran iman yang diwahyukan oleh Allah bahwa Bunda Allah yang tak bernoda dan Perawan Maria terangkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya sesudah pemenuhan perjalanan hidup duniawinya.
“Allah Bapa yang maha kuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang Tidak Bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu agar kamipun pantas menikmati kemuliaan yang telah Kauberikan kepadanya” (Doa Collecta, HR Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga)
(Stenly Pondaag MSC)
Tag:Maria